Ditulis oleh: M. Nasihin Greeyhink
Sungai sangat penting dalam pengelolaan wilayah pesisir, karena fungsi-fungsinya untuk transportasi, sumber air bagi masyarakat, perikanan, pemeliharaan hidrologi rawa, dan lahan basah. Sebagai alat angkut, sungai membawa sedimen (lumpur, pasir), sampah, dan limbah serta zat hara, melalui wilayah pemukiman ke terminal akhirnya yaitu laut. Dampaknya adalah terciptanya dataran berlumpur, pantai berpasir, dan bentuk pantai lainnya. Seandainya debit sungai berkurang dan beban penggunaannya makin banyak, maka kualitas air semakin menurun sampai titik resiko yang membahayakan kesehatan masyarakat dan lingkungan.Lampung mempunyai 5 sungai besar dan sekitar 25 buah sungai kecil, yang membentuk 8 Daerah Aliran Sungai (DAS), dapat dilihat pada Peta DAS-DAS Utama Propinsi Lampung. Lima sungai besar tersebut ditetapkan menjadi 3 (tiga) Satuan Wilayah Sungai (SWS). Ketiga SWS tersebut adalah Way Mesuji - Way Tulang Bawang; Way Seputih - Way Sekampung; dan Way Semangka.
Sekitar 80% sungai-sungai di wilayah Lampung mengalir ke arah timur dan bermuara di Laut Jawa, seperti Way Mesuji, Way Tulang Bawang, Way Seputih, dan Way Sekampung. Sedangkan Way Semangka bermuara di Teluk Semangka.
Lahan basah utama yang terdapat di Lampung adalah Rawa Jitu, Rawa Pitu, dan Rawa Sragi yang sebagian besar ada di wilayah Timur dan Timur Laut Propinsi Lampung. Fungsi-fungsi lahan basah ini antara lain: sebagai perikanan air tawar, menahan pasang air laut, sebagai kolam raksasa pencegah banjir, dan tempat suaka aneka burung air.
Sungai-sungai di Pantai Timur berkaitan erat dengan 207.800 hektare rawa dan paya-paya yang pernah ada. Sebagian besar rawa dan paya-paya ini telah diubah menjadi lahan pertanian atau perkebunan dalam program transmigrasi besar-besaran. Sungai-sungai di wilayah Teluk Lampung dan Pantai Barat umumnya memiliki daerah tangkapan air yang sempit, karena daerahnya yang terjal atau berlereng (pengaruh pegunungan Bukit Barisan). Daerah ini termasuk tipe berenergi tinggi.
Sebagian besar sungai-sungai di Lampung memiliki debit air yang kecil. Hanya Way Mesuji, Way Tulang Bawang dan Way Sekampung yang memiliki debit lebih besar dari 100 m3/detik. Semua sungai, kecuali beberapa di Pantai Barat, mempunyai variasi debit air yang nyata. Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh musim terhadap sungai-sungai tersebut. Pasang naik di Pantai Timur dapat mendesak air payau ke hulu sejauh 40 - 50 km selama musim kemarau. Hal ini mengakibatkan terjadinya intrusi air laut ke dalam air tanah di daerah-daerah konversi rawa.