Friday, June 3, 2011

Hemat Air dengan Pertanian Organik


Pertanian merupakan kegiatan yang paling mendasar di dunia karena setiap orang butuh bahan pangan. Isu ketahanan pangan saat ini menjadi sorotan karena faktor bertambahnya jumlah penduduk setiap tahun,dan pengaruh perubahan iklim yang berdampak pada menurunnya produktifitas pertanian.

Revolusi hijau yang telah digalakan pada tahun tujuh puluhan sebagai bentuk peningkatan produksi pertanian untuk mencapai swasembada memang memberikan dampak positif pada tahunnya. Intensifikasi pertanian dengan penggunaan pupuk kimia, adalah bentuk kebijakan era revolusi hijau dalam menggenjot produksi yang dihasilkan. Kondisi yang terjadi saat ini menuntun petani untuk kembali pada konsep kuno sebelum era revolusi hijau, karena lahan tempat bercocok tanam yang selalu dijejali pupuk kimia membuat tanah menjadi rusak, residu kimia yang ditinggalkan pupuk anorganik sudah banyak menumpuk, mikroba pengurai mulai hilang dan kemampuan tanah dalam mengikat air menurun.

Sebelum era revolusi hijau keseimbangan ekologi sangat terjaga. Petani tempo dulu menggunakan bahan organik sebagai pupuk untuk menyuburkan tanaman dan tanah pada lahan pertanian. Membuat ramuan pestisida organik untuk mengendalikan hama atau penyakit yang menyerang tanaman. Warisan yang arif dan ramah lingkungan.

Bahan organik yang diberikan pada lahan pertanian membantu meningkatkan unsur hara dalam tanah, meningkatkan daya ikat air serta memberikan lingkungan yang baik bagi kehidupan mikroba pengurai yang membantu proses penyuburan tanah. Tanaman hortikultura akan lebih baik dan sehat dengan konsep pertanian organik. Begitu pula dengan tanaman pangan seperti padi.

System of Rice Intensification (SRI) merupakan pilihan yang tepat untuk bertani padi hemat air. SRI membutuhkan perlakuan yang ramah lingkungan dengan suplai bahan organik, dan penggunaan air yang sedikit adalah syarat untuk memperoleh produksi padi yang bagus dan sehat tentunya.Teknologi SRI bahkan bisa meningkatkan hasil produksi padi sampai 15 %, Jika rata-rata produksi biasanya 5,1-5,2 ton, dengan SRI bisa mencapai 7,3-7,5 ton/ hektar. Pertanian organik ternyata lebih toleran terhadap perubahan iklim yang terjadi dimasa ini. Prinsip kesehatan, prinsip ekologi, prinsip keadilan dan prinsip perlindungan pada sistem pertanian organik akan bisa memberikan solusi atas isu ketahanan pangan, isu energi, dan isu perubahan iklim.



No comments: