Berguna tapi sia-sia..
Ngomongi infrastruktur di negeri ini bakal ngak ada habisnya, yang di kota juga yang di desa. Sebagai rakyat yang taat membayar pajak tentu kita juga punya hak untuk meminta kepada pemerintah untuk bisa memberikan fasilitas khususnya infrastruktur yang bermanfaat untuk hajat hidup rakyat. Jalan untuk transportasi dan distribusi, Irigasi untuk air yang adil, dan banyak lagi atas apa yang kita inginkan.
Ada pengalaman yang menarik tapi juga memilukan, saat tahun 2008 yang silam aku bertugas dalam pendampingan kelompok masyarakat disebuah kampung kecil yang masih menyandang predikat desa IMPRES , klo dah IMPRES dalam benak setiap orang pasti identik dengan kemiskinan dan ketertinggalan.
'Fajar Asri' nama kampung itu, singkong dan jagung adalah komoditi andalan. Saat pertama aku berjalan menyusuri setiap sudut kampung, aku memjumpai bangunan-bangunan kecil yang kondisinya tak terurus lagi. Atapnya yang hilang, pagar besinya yang mengarat..dan halamanya yang ditutupi alang-alang. Aku bertanya dengan dua orang bapak yang mendampingi ku ' Bangunan apa ini Pak?, dari beberapa dusun yang kita lalui sudah saya jumpai 8 bangunan serupa yang saya lihat, Si Bapak menjawab ' Ini adalah bagunan Sumur Bor dari pemerintah, proyek air tahun 1995, tapi ngak bisa dimanfaatkan lagi'.
'Ngak bisa dimanfaatkan lagi' makin membuat tertarik keingintahuan ku tentang bangunan berguna tapi sia-sia itu. Sumur Bor itu dibuat dengan tujuan untuk bisa memberikan suplai air bagi para petani tanaman pangan dan horti yang ada di kampung Fajar Asri. Dengan kedalaman rata-rata sumur 75 meter dan juga diberikan fasilitas mesin pemompa air yang lengkap dan yang pasti Ratusan juta tuh uang dikeluarkan. Namun dari informasi yang ku dapat dari warga dan juga pamong kampung hanya ada dua unit sumur saja yang bisa dipakai itu pun dengan biaya oprasional yang ngak sedikit untuk ukuran kantong petani kecil Fajar Asri.
Untuk bisa mengaliri 0,25 ha lahan pertanian butuh bahan bakar diesel 10 liter. Dan hanya dua unit sumur itu saja yang sumber airnya bagus. Aneh..dalam setiap proyek pembangun baik jalan, irigasi, atau sekalipun pasti adalah sebelumnya riset atau master plannya. Kok bisa 8 unit sumur hanya 2 unit saja yang ada sumber airnya.
Ironisnya lagi pemerintah memberikan bantuan 8 unit sumur Bor bagi masyarakat petani Fajar Asri tetapi tak satu orangpun warga dibekali pengetahuan teknis tentang pengelolaan sumur bor yang baik. Yah..itulah yang terjadi, Ngasih Bangunan yang berguna tapi sia-sia saja. Semoga kejadian ini tak berulang kali terjadi di wilayah lain..
1 comment:
kalau kejadian seperti ini apakah bisa dikategorikan korupsi? dan KPK bisa ambil tindakan.
atau ini semata kewenangan P3A atau kelompok masyarakat yg sudah diserahi kewenangan untuk mengelola. kemana uangan O&P yg selama ini sudah dianggarkan untuk setiap pembangunan suatu infrastruktur? siapa yg bisa ngawasin?
saya juga berbagi kesedihan membaca berita seperti ini.
Post a Comment